[Bahasa Indonesia] J.K. Rowling dan Authorship Attribution

Photography Debra Hurford Brown (c) J.K. Rowling 2018

Para penggemar Harry Potter pasti tidak asing dengan nama Joanne K. Rowling, penulis asal Inggris kelahiran 31 Juli 1965. Setelah sukses dengan 7 series novel Harry Potter, J.K. Rowling juga menuliskan beberapa judul novel lainnya. Tapi pernahkah kalian mendengar novel dengan judul The Cuckoo’s Calling? Novel bergenre crime fiction ini dipublikasikan pada tahun 2013 oleh Robert Galbraith. Mungkin yang sudah pernah membaca The Cuckoo’s Calling akan menemukan setting dan gaya bahasa yang mirip dengan novel Harry Potter.

Pada bulan Juli 2013, seorang reporter dari London’s Sunday Times mendapatkan “tip” bahwa Robert Galbraith adalah nama pena dari J.K Rowling. Untuk memecahkan misteri ini, reporter tersebut meminta Patrick Juola, professor pada bidang cybersecurity dari Duquesne University untuk menganalisa novel The Cuckoo’s Calling.

Juola kemudian mengembangkan sebuah program komputer yang membandingkan The Cuckoo’s Calling dengan beberapa novel lain bergenre crime fiction yaitu: The Casual Vacancy by J.K Rowling, The St. Zita Society by Ruth Rendell, The Private Patient by P.D. James dan The Wire in The Blood by Val McDermid. Beberapa analisis statistik sederhana seperti dari panjang kata dan karakter, program tersebut menyimpulkan bahwa The Cuckoo’s Calling paling mirip dengan novel tulisan J.K. Rowling. Pada akhirnya, Rowling mengakui bahwa Robert Galbraith adalah nama alias yang sengaja Ia gunakan. Pada situs robert-galbraith.com, Rowling menuliskan alasan mengapa dirinya menggunakan pen-name.

Yes, I really wanted to go back to the beginning of a writing career in this new genre, to work without hype or expectation and to receive totally unvarnished feedback. I wanted it to be just about the writing. It was a fantastic experience and I only wish it could have gone on a little longer than it did. I was grateful at the time for all the feedback from publishers and readers, and for some great reviews. Being Robert Galbraith was all about the work, which is my favourite part of being a writer. Since my cover has been blown, I continue to write as Robert to keep the distinction from other writing and because I rather enjoy having another persona.

Program komputer yang dikembangkan oleh Juola merupakan salah satu bagian dari task Natural Language Processing yang disebut dengan authorship attribution. Authorship attribution didefinisikan sebagai sebuah task untuk mengidentifikasi penulis (author) dari sebuah teks. Authorship attribution merupakan bagian dari stylometry, yaitu studi yang mempelajari style menulis yang awalnya diimplementasikan pada tulisan tangan. Authorship attribution sendiri, memiliki banyak potensi untuk digunakan pada banyak aplikasi seperti: sejarah dan literatur, investigasi forensik , deteksi dan bahkan bisa digunakan sebagai barang bukti dalam pengadilan. Studi mengenai authorship attribution telah banyak dilakukan khususnya untuk Bahasa Inggris dan beberapa bahasa di Eropa (Belanda, Jerman, Spanyol). Bagaimana dengan penelitian serupa untuk Bahasa Indonesia? tim kami sedang memulai dengan mengembangkan dataset untuk authorship attribution yang dikumpulkan dari Twitter dan beberapa online news site. Tertarik melakukan riset dengan data tersebut ? cek terus linguaksara.id, dalam beberapa bulan ke depan, kami akan merilis dataset tersebut for free to use!

Leave a comment

Your email address will not be published.